Selasa, 30 Oktober 2012

^^Pertanyaan tentang Penalaran Deduktif^^



1.      Siapa yang mengembangkan penalaran deduktif?
2.      Jelaskan prinsip-prinsip yang terkandung dalam penalaran deduktif!
3.      Apa tujuan dibuatnya suatu penalaran deduktif?
4.      Mengapa penalaran deduktif bergantung pada premisnya?
5.      Sebutkan prosedur/langkah-langkah dalam tulisan penalaran deduktif!
6.      Sebutkan jenis-jenis dalam penalaran deduktif!
7.      Sebutkan kelebihan dari penalaran deduktif!
8.      Apa kelemahan dari penalaran deduktif?
9.      Tuliskan 1 contoh dari penalaran deduktif!
10.  Mengapa kesimpulan dari sebuah penalaran deduktif dilakukan secara deduksi?

"PENALARAN DEDUKTIF"



            Penalaran dapat diartikan sebagai suatu proses berpikir dengan menghubungkan bukti dan fakta atau bisa jadi, atau pun sesuatu yang dianggap bahan bukti, lalu menuju suatu kesimpulan. Proses bernalar digolongkan menjadi dua bagian, yaitu penalaran induktif dan deduktif. Disini akan lebih dijelaskan secara rinci mengenai penalaran Deduktif.

A. Pengertian Penalaran Deduktif
            Secara garis besar penalaran Deduktif memliki arti sebagai proses penalaran untuk manarik kesimpulan yang berbentuk prinsip atau sikap yang mendasar atas fakta-fakta umum yang kemudian berlaku khusus.

            Penalaran deduktif pada mulanya dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan para filsuf Yunani lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM.). Aristoteles, misalnya, menceritakan bagaimana Thales menggunakan kecakapannya untuk mendeduksikan bahwa musim panen zaitun pada musim berikutnya akan sangat berlimpah. Karena itu ia membeli semua alat penggiling zaitun dan memperoleh keuntungan besar ketika panen zaitun yang melimpah itu benar-benar terjadi.

            Penalaran deduktif selalu bergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat.

            Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan yang mendasar di antara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif dengan progresi secara logis dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus; sementara dengan induksi, dinamika logisnya justru sebaliknya.

            Penalaran deduktif memiliki prinsip-prinsip yang umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang lebih spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum. Pada abad ke-19, Adams dan LeVerrier menerapkan teori Newton (prinsip umum) untuk mendeduksikan keberadaan, massa, posisi, dan orbit Neptunus (kesimpulan-kesimpulan khusus) tentang gangguan (perturbasi) dalam orbit Uranus yang diamati (data spesifik).
           
            Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi, yaitu yang dimulai dari hal-hal umum, menuju pada hal-hal yang lebih khusus atau hal-hal yang lebih rendah dalam proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang nyata/real.

B. Jenis Penalaran Deduktif
Dalam Penalaran Deduktif terdapat jenis-jenis sebagai berikut :
a.      Silogisme
Silogisme merupakan suatu proses pengambilan kesimpulan secara deduksi. Silogisme disusun dari dua pernyataan (premis) dan sebuah kesimpulan (konklusi).
Dengan kata lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Nitha adalah manusia
Jadi, Nitha akan mati (konklusi / kesimpulan)
b.     Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi yang ditulis secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premis/pernyataannya dihilangkan atau tidak ikut diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Musim salju terjadi dibelahan bumi bagian Barat.
Indonesia berada dibagian Timur
Di ndonesia tidak munkin terjadi musim salju

            Penalaran deduktif juga merupakan prosedur yang diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala sebelumnya harus mempunyai konsep dan teori tentang gejala tersebut dan setelah itu melakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian didalam penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori menjadi sebuah kata kunci untuk mengartikan suatu gejala. Dalam penalaran ini tedapat premis, yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Untuk penarikan kesimpulannya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Penarikan kesimpulan secara langsung diambil dari satu premis,sedangkan untuk penarikan kesimpulan tidak langsung dari dua premis.
Contoh :
- Laptop adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
- DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
  kesimpulan —> semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi

            Selain itu didalam penalaran deduktif juga terdapat 2 cara dalam menarik kesimpulan, yaitu menarik simpulan secara langsung dan menarik simpulan secara tidak langsung. Menarik Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis. Sedangkan menarik secara tidak langsung merupakan kebalikan dari secara langsung dimana pada secara tidak langsung membutuhkan 2 buah premis sebagai datanya.
           
            Penalaran deduktif akan datang dari seperangkat fakta ke kesimpulan yang lebih logis. Didalam Kamus Indonesia arti dari menyimpulkan sebagai "untuk menarik atau membawa, untuk mengumpulkan dari tempat, untuk menyimpulkan, untuk menurunkan". Contoh paling sederhana adalah: A = B dan B = C, karena itu kita dapat menyimpulkan bahwa A = C. Tidak di mana itu ditulis secara langsung bahwa A = C, tetapi kesimpulan ini dapat disimpulkan dengan deduksi. Dalam penalaran deduktif, juga bisa memulai dengan proposisi/pernyataan dari penulis yang menerima sebagai kebenaran. Jika proposisi yang sebenarnya benar, maka akan menunjukkan banyak hal lain yang juga harus benar.

            Keuntungan dari penalaran deduktif salahsatunya yaitu dibutuhkan banyak pernyataan yang keluar dari pengujian dengan memberikan sebuah proses yang sangat khusus yang harus diikuti untuk setiap pertanyaan. Cukup bekerja melalui proses dan penulis dijamin untuk mendapatkan kesempatan untuk sepenuhnya menunjukkan apa yang diketahui.

            Kelemahan penalaran secara deduktif yaitu dapat dilihat pada proses induksi atau penalaran induktif akan didapatkan suatu pernyataan baru yang bersifat umum (general) yang melebihi kasus-kasus khususnya (knowledge expanding), dan inilah yang diidentifikasi sebagai suatu kelebihan dari induksi jika dibandingkan dengan deduksi. Hal ini pulalah yang menjadi kelemahan deduksi. Pada penalaran deduktif, kesimpulannya tidak pernah melebihi premisnya. Inilah yang ditengarai menjadi kekurangan deduksi.