Selasa, 01 Januari 2013

Penalaran Induktif



Nama : Yunita Permatasari
Kelas  : 3EB23
NPM  : 28210788


Pengertian Penalaran Induktif :
Penalaran itu logis atau masuk akal. Suatu proses berfikir manusia dalam menghubung - hubungkan data atau fakta yang ada menjadi suatu simpulan. Penalaran Induktif merupakan pernyataan bersifat khusus yang kemudian diambil kesimpulannya sehingga menjadi pernyataan yang bersifat lebih umum. Bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah meski premis - premis diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah tetapi, kesimpulan yang dibuat belum tentu benar namun kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar.
 Jadi, penalaran induktif adalah Proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Ciri-ciri Penalaran Induktif dalam paragraf :
·         Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus.
·         Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus.
·         Kesimpulan terdapat di akhir paragraf.
·         Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas.
·         Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf.
·         Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama.
·         Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus.
·         Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasan utama.
 Contoh Kalimat Induktif :
1.      Jika ada bahan bakar, mesin mobil dapat dihidupkan. Jika ada bahan bakar, mesin motor dapat dihidupkan. Jika ada bahan bakar, mesin generator dapat dihidupkan. Jadi jika ada bahan bakar, alat yang bermesin dapat dihidupkan.
2.      Di era zaman globalisasi ini, banyak orang yang memiliki Handphone. Itu disebabkan, karena sekarang mereka bisa memiliki Handphone dengan harga murah dan banyak model nya. Bahkan anak sekolah dasar pun tidak mau kalah. Mereka membawa handphone ke sekolah. Begitu juga dengan ibu-ibu. Ibu-ibu zaman sekarang sudah menjadikan handphone sebagai barang wajib yang harus dimiliki. Hal ini menunjukkan bahwa sekarang Handphone dianggap sebagai barang yang sangatlah penting dalam kehidupan sehari - hari.
Penalaran induktif yang digolongkan menjadi tiga, yaitu generalisasi, analogi, dan sebab akibat dapat diterapkan dalam penulisan paragraf induktif.
1)   Generalisasi
Pegawai negeri dilingkungan Pemerintahan Daerah Kota Semarang setiap hari Kamis harus memakai pakaian batik dan lurik. Demikian juga pegawai negeri dilingkungan Pendidikan Kota Semarang maupun Propinsi Jawa Tengah. Bahkan pegawai negeri di instansi dimana saja di jawa Tengah memakai batik atau lurik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pegawai negeri di Jawa tengah memakai batik atau lurik di hari kamis.
2)   Analogi
Sebuah peribahasa mengatakan bahwa semakin tinggi pohon, semakin kencang pula anginnya. Pernyataan ini sesuai dengan perjalan karir manusia. Ketika seseorang telah menduduki jabatan, selalu ada orang yang tidak menyukai. Ketidaksukaan ini dapat dilampiaskan dalam berbagai bentuk, misalnya: fitnah, ancaman, kekerasan, atau pemerasan.
Dapat dikatakan bahwa jabatan seseorang dan ujian yang dihadapi sama dengan ketinggian pohon dan angin yang menerpanya.
3)   Sebab akibat
Bersamaan dengan naiknya tarif semua angkutan umum, harga sebagian besar bahan pangan naik. Harga kebutuhan pokok pun merayap mengikuti. Semua penjual dipasar melakukan tindakan pengamanan dengan menyesuaikan harga jual terbarunya. Bahkan, label pada semua barang di toko mulai diubah. Demikianlah dampak hebat pengurangan subsisi BBM yang sangat dirasakan oleh masyarakat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan naiknya tarif BBM mengakibatkan turut naiknya harga kebutuhan pokok.

Macam – Macam Penalaran Induktif :
·         GENERALISASI
Generalisasi dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
contoh generalisasi :
• Kimi Raikkonen adalah pembalap F1, dan ia jago mengemudi mobil.
• Sebastian Vettel adalah pembalap F1, dan ia jago mengemudi mobil.
Generalisasi: Semua pembalap F1 jago mengemudi mobil.

Jenis-jenis generalisasi :
a.       Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
b.      Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki  diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.

·         ANALOGI
Analogi adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan gagasan yang pertama.
Jenis - jenis analogi :
a. Analogi Induktif 
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.
 b. Analogi Deklaratif 
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
contoh analogi deklaratif :
deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.3.

Sumber :
·         Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta : Akademika Pressindo.
·         Daniel Parera, Jos. 1991. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta : Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar